Rabu, 21 November 2012

Sejarah Agama Islam


Asal Usul Sejarah Agama Islam Secara Singkat


Masa sebelum kedatangan Islam

Jazirah Arab sebelum kedatangan agama Islam merupakan sebuah kawasan perlintasan perdagangan dalam Jalan Sutera yang menjadikan satu antara Indo Eropa dengan kawasan Asia di timur.
Kebanyakan orang Arab merupakan penyembah berhala dan ada sebagian yang merupakan pengikut agama-agama Kristen dan Yahudi.

Mekkah adalah tempat yang suci bagi bangsa Arab ketika itu, karena di sana terdapat berhala-berhala agama mereka, telaga Zamzam, dan yang terpenting adalah Ka'bah.
Masyarakat ini disebut pula Jahiliyah atau dalam artian lain bodoh.
Bodoh disini bukan dalam intelegensianya namun dalam pemikiran moral.
Warga Quraisy terkenal dengan masyarakat yang suka berpuisi.
Mereka menjadikan puisi sebagai salah satu hiburan disaat berkumpul di tempat-tempat ramai.

Masa Awal
Islam bermula pada tahun 611 ketika wahyu pertama diturunkan kepada rasul yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira', Arab Saudi.
Muhammad dilahirkan di Mekkah pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah (571 masehi).
Ia dilahirkan ditengah-tengah suku Quraish pada zaman jahiliyah, dalam kehidupan suku-suku padang pasir yang suka berperang dan menyembah berhala.
Muhammad dilahirkan dalam keadaan yatim, sebab ayahnya Abdullah wafat ketika ia masih berada di dalam kandungan.

Pada saat usianya masih 6 tahun, ibunya Aminah meninggal dunia.
Sepeninggalan ibunya, Muhammad dibesarkan oleh kakeknya Abdul Muthalib dan dilanjutkan oleh pamannya yaitu Abu Talib.
Muhammad kemudian menikah dengan seorang janda bernama Siti Khadijah dan menjalani kehidupan secara sederhana.
Ketika Muhammad berusia 40 tahun, ia mulai mendapatkan wahyu yang disampaikan Malaikat Jibril, dan sesudahnya selama beberapa waktu mulai mengajarkan ajaran Islam secara tertutup kepada para sahabatnya.
 Setelah tiga tahun menyebarkan Islam secara sembunyi-sembunyi, akhirnya ajaran Islam kemudian juga disampaikan secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekkah, yang mana sebagian menerima dan sebagian lainnya menentangnya.

Pada tahun 622 masehi, Muhammad dan pengikutnya berpindah ke Madinah.
Peristiwa ini disebut Hijrah, dan semenjak peristiwa itulah dasar permulaan perhitungan kalender Islam.
Di Madinah, Muhammad dapat menyatukan orang-orang anshar (kaum muslimin dari Madinah) dan muhajirin (kaum muslimin dari Mekkah), sehingga semakin kuatlah umat Islam.
Dalam setiap peperangan yang dilakukan melawan orang-orang kafir, umat Islam selalu mendapatkan kemenangan.
Dalam fase awal ini, tak terhindarkan terjadinya perang antara Mekkah dan Madinah.

Keunggulan diplomasi nabi Muhammad SAW pada saat perjanjian Hudaibiyah, menyebabkan umat Islam memasuki fase yang sangat menentukan.
Banyak penduduk Mekkah yang sebelumnya menjadi musuh kemudian berbalik memeluk Islam, sehingga ketika penaklukan kota Mekkah oleh umat Islam tidak terjadi pertumpahan darah.
Ketika Muhammad wafat, hampir seluruh Jazirah Arab telah memeluk agama Islam.

Khalifah Rasyidin
Khalifah Rasyidin atau Khulafaur Rasyidin memilki arti pemimpin yang baik diawali dengan kepemimpinan Abu Bakar, dan dilanjutkan oleh kepemimpinan Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib.
 Pada masa ini umat Islam mencapai kestabilan politik dan ekonomi.
Abu Bakar memperkuat dasar-dasar kenegaraan umat Islam dan mengatasi pemberontakan beberapa suku-suku Arab yang terjadi setelah meninggalnya Muhammad.
Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib berhasil memimpin balatentara dan kaum Muslimin pada umumnya untuk mendakwahkan Islam, terutama ke Syam, Mesir, dan Irak.
Dengan takluknya negeri-negeri tersebut, banyak harta rampasan perang dan wilayah kekuasaan yang dapat diraih oleh umat Islam.

Masa kekhalifahan selanjutnya
Setelah periode Khalifah Rasyidin, kepemimpinan umat Islam berganti dari tangan ke tangan dengan pemimpinnya yang juga disebut "khalifah", atau kadang-kadang "amirul mukminin", "sultan", dan sebagainya.
Pada periode ini khalifah tidak lagi ditentukan berdasarkan orang yang terbaik di kalangan umat Islam, melainkan secara turun-temurun dalam satu dinasti (bahasa Arab: bani) sehingga banyak yang menyamakannya dengan kerajaan; misalnya kekhalifahan Bani Umayyah, Bani Abbasiyyah, hingga Bani Utsmaniyyah.

Besarnya kekuasaan kekhalifahan Islam telah menjadikannya salah satu kekuatan politik yang terkuat dan terbesar di dunia pada saat itu.
Timbulnya tempat-tempat pembelajaran ilmu-ilmu agama, filsafat, sains, dan tata bahasa Arab di berbagai wilayah dunia Islam telah mewujudkan satu kontinuitas kebudayaan Islam yang agung.
Banyak ahli-ahli ilmu pengetahuan bermunculan dari berbagai negeri-negeri Islam, terutamanya pada zaman keemasan Islam sekitar abad ke-7 sampai abad ke-13 masehi.

Luasnya wilayah penyebaran agama Islam dan terpecahnya kekuasaan kekhalifahan yang sudah dimulai sejak abad ke-8, menyebabkan munculnya berbagai otoritas-otoritas kekuasaan terpisah yang berbentuk
"kesultanan"; misalnya Kesultanan Safawi, Kesultanan Turki Seljuk, Kesultanan Mughal, Kesultanan Samudera Pasai dan Kesultanan Malaka, yang telah menjadi kesultanan-kesultanan yang memiliki kekuasaan yang kuat dan terkenal di dunia.
Meskipun memiliki kekuasaan terpisah, kesultanan-kesultanan tersebut secara nominal masih menghormati dan menganggap diri mereka bagian dari kekhalifahan Islam.

Pada kurun ke-18 dan ke-19 masehi, banyak kawasan-kawasan Islam jatuh ke tangan penjajah Eropa.
Kesultanan Utsmaniyyah (Kerajaan Ottoman) yang secara nominal dianggap sebagai kekhalifahan Islam terakhir, akhirnya tumbang selepas Perang Dunia I.
Kerajaan ottoman pada saat itu dipimpin oleh Sultan Muhammad V.
Karena dianggap kurang tegas oleh kaum pemuda Turki yang di pimpin oleh mustafa kemal pasha atau kemal attaturk, sistem kerajaan dirombak dan diganti menjadi republik.

Doa Sebelum Wudhu dan Setelah Wudhu


Doa Sebelum Wudhu

Lafal niat wudhu adalah:

NAWAITUL WUDHUU'A LIRAF'IL HADATSIL ASHGHARI FARDHAN LILLAAHI TA'AALAA.

Artinya:
"Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadast kecil,fardhu karena Allah Ta'ala."

Doa Setelah Wudhu
Doa berikut ini dibaca setelah kita usai melakukan wudhu.
Bacaan Doa Setelah Wudhu
“Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wahdahu laa syariika lahu, wa asyhadu anna mUhammadan ‘abduhu wa Rasuuluhu. Allahumma j’alnii minat tawwabiina, waj’alnii minal mutathahiriina waj’alnii min ‘ibaadikash shalihiina.”
Arti Doa Setelah Wudhu
“Aku bersaki bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan tidak ada yang menyekutukanNya. Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku orang yang ahli bertobat, jadikanlah aku orang yang suci, dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang saleh.”





Devinisi dan niat SHOLAT TAHAJJUD


Shalat Tahajud  adalah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu malam, dimulai selepas isya sampai menjelang subuh.

Jumlah rakaat pada shalat ini tidak terbatas, mulai dari 2 rakaat, 4, dan seterusnya.
A. Pembagian Keutamaan Waktu Shalat Tahajud

Sepertiga malam, kira-kira mulai dari jam 19.00 samapai jam 22.00
Sepertiga kedua, kira-kira mulai dari jam 22.00 sampai dengan jam 01.00
Sepertiga ketiga, kira-kira dari jam 01.00 sampai dengan masuknya waktu subuh.
B. Niat shalat tahajud:

Ushallii sunnatat-tahajjudi rak’ataini lillaahi ta’aalaa.
Artinya: “Aku niat shalat sunat tahajud dua rakaat karena Allah”

C. Doa yang dibaca setelah shalat tahajud:

Rabbanaa aatina fid-dun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa adzaaban-naar.
Artinya: “Ya Allah Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka.”
Dalam hadits Bukhari dinyatakan, bahwa rasulullah jika bangun dari tidurnya di tengah malam lalu bertahajud membaca doa:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمٰوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ ،، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمٰوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ ،،  وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمٰوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ ،، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ ،، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ ،، وَلِقَاؤُكَ الْحَقُّ ،، وَقَوْلُكَ الْحَقُّ ،، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ ،، وَالنَّارُ حَقٌّ ،، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ ،، وَمُحَمَّدٌ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ ،، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ ،، اَللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ ،، وَبِكَ ٰامَنْتُ ،، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ ،، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ ،، وَبِكَ خَاصَمْتُ ،، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ ،،  فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ ،، وَمَا أَسْرَرْتُ ،، وَمَا أَعْلَنْتُ ،، وَماَ أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنىِّ ،، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ ،، لاَإِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ ،، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ
Allahumma lakal hamdu anta qoyyimus samaawaati wal ardhi wa man fiihin, wa lakal hamdu anta malikus samaawaati wal ardhi wa man fiihin, wa lakal hamdu anta nuurus samaawaati wal ardhi wa man fiihin, wa lakal hamdu antal haqqu, wa wa’dukal-haqq, wa liqaa-u-ka haqqu, wa qaw-luka haqq,  wal-jannatu haqq, wan naaru haqq, wan-nabiyyuuna haqq, wa Muhammadun shallallaahu ‘alaihi wa sallama haqq, was-sa’atu haqq. Allahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa ‘alaika tawakaltu, wa ilaika anabtu, wa bika khooshamtu, wa ilaika haakamtu, faghfir-lii maa qad-damtu, wa maa akh-khortu wa maa asrortu, wa maa a’lantu, wa maa anta a’lamu bihi minni, anta muqaddimu wa anta mu-akhiru, laa ilaaha illaa anta, wala haula wala quwwata illah billah
Artinya :
Ya Allah, bagi Mu segala puji, Engkau penegak langit, bumi dan apa yang ada padanya. Bagi-Mulah segala puji, kepunyaan Engkaulah kerajaan langit, bumi, dan apa yang ada padanya. Bagi-Mulah segala puji, Engkaulah Pemberi cahaya langit dan bumi dan apa saja yang ada di dalamnya. Bagi-Mulah segala puji, Engkaulah Penguasa langit dan bumi. Bagi-Mulah segala puji, Engkaulah Yang Maha Benar, janji-Mu itu benar, bertemu dengan-Mu adalah benar, firman-Mu adalah benar, surga itu benar, neraka itu benar, para nabi itu benar, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam itu benar, kiamat itu benar. Ya Allah, hanya kepada-Mulah saya berserah diri, kepada-Mulah saya beriman, kepada-Mu saya bertawakal. Kepada-Mu saya kembali, kepada-Mu saya mengadu, dan kepada-Mu saya berhukum. Maka, Aampunilah dosaku yang telah lampau dan yang kemudian, yang saya sembunyikan dan yang terang-terangan, dan yang lebih Engkau ketahui daripada saya. Engkaulah Tuhan yang terdahulu dan Tuhan yang terakhir. Tidak ada Tuhan melainkan Engkau Allah Rabbul alamin. Tiada daya da upaya melainkan dengan pertolongan Allah

D. Setelah itu, perbanyaklah membaca istigfar sebagai berikut:

Astagfirullah Hal Azhim wa atuubu ilaihi
Artinya: “Kami memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung dan kami pun bertaubat kepada-Nya”

E. Keutamaan Shalat Tahajud

Sahabat Abdullah bin Salam mengatakan, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:
“Hai sekalian manusia, sebarluaskanlah salam dan berikanlah makanan serta sholat malamlah diwaktu manusia sedang tidur, supaya kamu masuk Surga dengan selamat.” (HR Tirmidzi)
Bersabda Nabi Muhammad saw:

إِنَّ مِنَ اللَّيْلِ سَا عَةً لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ الله َتَعَالَى خَيْرًاإِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ

Sesungguhnya dimalam hari itu ada suatu saat dimana jika bertepatan seorang muslim berdoa kebaikan kepada Allah niscaya akan diberiNYA kepadanya (Dirawikan oleh Muslim dari Jabir bin Abdullah)


أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْمَكْتُوْ بَةِ قِيَامُ اللَّيْلِ

“Seutama-utama shalat sesudah shalat fardhu ialah shalat sunnat di waktu malam.” (HR Muslim)
Selain itu, Allah sendiri juga berfirman:
Pada malam hari, hendaklah engkau shalat Tahajud sebagai tambahan bagi engkau. Mudah-mudahan Tuhan mengangkat engkau ketempat yang terpuji
(QS Al-Isra’: 79)
“Lazimkan dirimu untuk shalat malam karena hal itu tradisi orang-orang saleh sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR Ahmad)

F. Kiat Mudah Shalat Malam/Qiyamullail

Agar kita diberi kemudahan bangun malam untuk melakukan shalat malam, cobalah tips-tips berikut ini:
Aturlah aktivitas di siang hari agar malamnya Anda tidak kelelahan. Sehingga tidak membuat Anda tidur terlalu lelap.
Makan malam jangan kekenyangan, berdoa untuk bisa bangun malam, dan jangan lupa pasang alarm sebelum tidur.
Hindari maksiat, sebab menurut pengalaman Sufyan Ats-Tsauri, “Aku sulit sekali melakukan qiyamullail selama 5 bulan disebabkan satu dosa yang aku lakukan.”
Ketahuilah fadhilah (keutamaan) dan keistimewaan qiyamulail. Dengan begitu kita termotivasi untuk melaksanakannya.
Tumbuhkan perasaan sangat ingin bermunajat dengan Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Baik juga jika janjian dengan beberapa teman untuk saling membangunkan dengan miscall melalui telepon atau handphone.
Buat kesepakatan dengan istri dan anak-anak bahwa keluarga punya program tahajud bersama sekali atau dua malam dalam sepekan.
Berdoalah kepada Allah swt. untuk dipermudah dalam beribadah kepadaNya.
NB : sebagai tambahan pamahaman tentang sholat tahajjud, dhuha saya link kan video tentang keutamaan tahajjud oleh ustadz arifin ilham agar suara tida bercampur “Pause” live musik di sebelah kanan anda…..

Pentingnya Dua Kalimat Syahadat


Kalimat syahadah sangat penting dipahami karena beberapa hal:

1. Pintu gerbang masuk ke dalam Islam (madkholu ilal Islam)
Islam ibarat rumah atau bangunan atau sistem hidup yang menyeluruh,
dan Allah memerintahkan setiap muslim untuk masuk secara kaaffah.
Untuk memasukinya akan melalui sebuah pintu gerbang, yaitu
syahadatain. Hal ini berlaku baik bagi kaum muslimin atau non muslim.
Artinya, pemahaman Islam yang benar dimulai dari pemahaman kalimat
itu. Pemahaman yang benar atas kedua kalimat ini mengantarkan manusia
ke pemahaman akan hakikat ketuhanan (rububiyah) yang benar juga.
Mengimani bahwa Allah-lah Robb semesta alam. 

2. Intisari doktrin Islam (Khulashah ta’aliimil Islam)
Intisari ajaran Islam terdapat dalam dua kalimat syahadah. Asyhadu
allaa ilaaha illallah (Aku bersaksi: sesungguhnya tidak ada Ilaah
selain Allah) dan asyhadu anna muhammadan rasulullah (Aku bersaksi:
sesungguhnya Muhammad Rasul Allah). Pertama, kalimat syahadatain
merupakan pernyataan proklamasi kemerdekaan seorang hamba bahwa ibadah
itu hanya milik dan untuk Allah semata (Laa ma’buda illallah), baik
secara pribadi maupun kolektif (berjamaah). Kemerdekaan yang bermakna
membebaskan dari segala bentuk kemusyrikan, kekafiran dan api neraka.
Kita tidak mengabdi kepada bangsa, negara, wanita, harta, perut,
melainkan Allah-lah yang disembah (al-ma’bud). Para ulama menyimpulkan
kalimat ini dengan istilah Laa ilaaha illallah `alaiha nahnu; "di atas
prinsip kalimat laa ilaaha illallah itulah kita hidup, kita mati dan
akan dibangkitkan" . Rasulullah juga bersabda "Sebaik-baik perkataan,
aku dan Nabi-nabi sebelumku adalah Laa ilaaha illallah" (Hadist). Maka
sering mengulang kalimat ini sebagai dzikir yang diresapi dengan
pemahaman yang benar ¾ bukan hanya melisankan ¾ adalah sebuah
keutamaan yang dapat meningkatkan keimanan. Keimanan yang kuat,
membuat hamba menyikapi semua perintah Allah dengan mudah. Sebaliknya,
perintah Allah akan selalu terasa berat di saat iman kita melemah.
Kalimat syahadatain juga akan membuat keimanan menjadi bersih dan
murni, ibarat air yang suci. Allah akan memberikan dua keuntungan bagi
mereka yang beriman dengan bersih, yaitu hidup aman atau tenteram dan
mendapat petunjuk dari Allah. Sebagaimana Dia berfirman dalam
Al-Qur’an: "Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman
mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang
mendapatkan keamanan dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan
petunjuk" (Al-An’am: 82).

Kedua, kita bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, berarti kita
seharusnya meneladani Rasulullah dalam beribadah kepada Allah. Karena
beliau adalah orang yang paling mengerti cara (kaifiyat) beribadah
kepada-Nya. Sebagaimana disabdakan Nabi SAW: "Shalatlah kamu
sebagaimana kamu melihat aku shalat…". Selanjutnya hal ini berlaku
untuk semua aspek ibadah di dalam Islam.

3. Dasar-dasar Perubahan (Asasul inqilaab)

Perubahan yang dimaksud adalah perubahan mendasar dalam kehidupan
manusia, yaitu perubahan dari kegelapan (jahiliyah) menuju cahaya
(Islam); minazh zhuluumati ilan nuur. Perubahan yang dimaksud mencakup
aspek keyakinan, pemikiran, dan hidupnya secara keseluruhan, baik
secara individu maupun masyarakat. Secara individu, berubah dari ahli
maksiat menjadi ahli ibadah yang taqwa; dari bodoh menjadi pandai;
dari kufur menjadi beriman, dan seterusnya. Secara masyarakat, di
bidang ibadah, merubah penyembahan komunal berbagai berhala menjadi
menyembah kepada Allah saja. Dalam bidang ekonomi, merubah
perekonomian riba menjadi sistem Islam tanpa riba, dan begitu
seterusnya di semua bidang. Syahadatain mampu merubah manusia,
sebagaimana ia telah merubah masyarakat di masa Rasulullah dan para
sahabat terdahulu. Diawali dengan memahami syahadatain dengan benar
dan mengajak manusia meninggalkan kejahiliyahan dalam semua aspeknya
kepada nilai-nilai Islam yang utuh.

4. Hakikat Dakwah para Rasul (Haqiqatud Da’watir Rasul)

Para nabi, sejak Adam a.s sampai Muhammad saw, berdakwah dengan misi
yang sama, mengajak manusia pada doktrin dan ajaran yang sama yaitu
untuk beribadah kepada Allah saja dan meninggalkan Thogut. Itu
merupakan inti yang sama dengan kalimat syahadatain, bahwa tiada Ilaah
selain Allah semata. Seperti difirmankan Allah SWT: Dan sesungguhnya
Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah (saja) dan jauhi thagut itu" (QS 16:36)

5. Keutamaan yang Besar (Fadhaailul `Azhim)

Kalimat syahadatain, jika diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,
menjanjikan keutamaan yang besar. Keutamaan itu dapat berupa moral
maupun material; kebahagiaan di dunia juga di akhirat; mendapatkan
jaminan surga serta dihindarkan dari panasnya neraka.

terima kasih sudah mau berkunjung...semoga kita selalu ada dalam lindungan ALLah SWT...amin
and semoga bermanfaat